FUNGSI DAN ORGANISASI OTAK

 

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

1.Otak

  1. Pendahuluan

Fungsi otak tidak terbatas pada melaksanakan fungsi-fungsi psikis/psikologis,melainkan juga mengatur yang bersifat fisik. Otak juga menjalankan fungsi-fungsi yang bersifat fisiologis, misalnya mengontrol proses transduksi ,penglihatan, pendengaran, pembauan dan penciuman,perabaan,pengecapan yaitu mengubah gelombang cahaya ,getaran, reaksi kimia, tekanan, temperartur dan perubahan tempratur menjadi impuls-impuls syaraf untuk dikirim ke otak. Dengan demikian dapat dikatakan otak tidak hanya berfungsi sebagai pusat kesadaran/mental, melainkan juga sebagai pusat utuk mrnggerakkan fisik dan memungkinkan terjadinya proses tranduksi sehingga individu bisa mendapatkan informasi, berfikir, mendapat pengetahuan, menyadari keadaan sekeliling, memecahkan masalah, membuat keputusan dll. Atau dengan kata lain otak berfungsi mengaktualisasikan proses fisik, fisiologis dan psikis.

 

  1. Cara mempelajari otak

Fungsi dan struktur organisasi otak dapat dipelajari melalui proses pemindaian otak yang disebut Pengambaran Resonansi Magnetik/ magnetic resonance imaging (MRI) dan Penggambaran Resonansi Magnetik Fungsional/ Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI).

MRI berfungsi meneruskan kedalam otak frekuensi radio yang tidak bersifat merusak. Sebuah komputer digunakan untuk mengukur sinyal-sinyal radio tersebut berinteraksi dengan sel-sel otak dan mentransformasikan interaksi ini menjadi  sebuah gambar otak  (badan otak) yang sangat rinci. MRI digunakan untuk mempelajari struktur otak.

Penggunaan MRI oleh Plotnik diberi contoh sebagai berikut, ada seorang wartawan bernama steve yang secara umum sehat. Ketika memasuki hotel steve merasakan sakit yang menyengat dikepalanya. Saat menunggu di kamar ia melihat jam dan tiba-tiba timbul rasa cemas, karena walaupun dapat melihat dengan jelas angka dan jarum jam, tetapi ia tidak dapat menentukan saat itu jam berapa. Selanjutnya seorang neurology mengatakan kepada steve bahwa ada pembuluh darah yang pecah dan darah mengalir ke sekeliling area otak. Neurolog tadi dapat mengenali lokasi dan luasnya area otak yang rusak secara tepat dengan menggunakan salah satu dari teknik pemindaian otak baru yang disebut Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Sedangkan FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) berfungsi menggambarkan resonansi magnetic fungsional yang menekankan fungsi-fungsi otak dan mengukur kegiatan neuron-neuron spesifik yang berfungsi selama tugas-tugas kognitif, seperti berpikir, mendengar atau membaca.

Sebagai contoh, pada saat seseorang menonton acara lawak yang lucu di televisi, aktivitas neural maksimum terjadi di area otak yang disebut amygdala yang diyakini para peneliti otak, merupakan bagian otak yang terlibat dalam penyimpanan memori humor untuk kemudian mengingatnya lagi.

 

Sebagai perbandingan, scan MRI menunjukan lokasi struktur didalam otak, dan juga dapat mengenali tumor dan tempat kerusakan otak. Sedang FMRI menggambarkan fungsi otak dan kegiatan neuron-neuron yang sedang melakukan tugas-tugas kognitif.

 

Keuntungan dari dua jenis scan MRI (MRI dan FMRI) adalah bahwa keduanya menggunakan frekuensi radio yang tidak bersifat merusak dan memberi pengetahuan yang sangat rinci tentang struktur dan fungsi otak yang hidup. Penggunaan dua jenis scan MRI ini semakin menambah pemahaman kita tentang otak.

 

  1. organisasi otak dan fungsinya
  2. pembagian system syaraf (Nervous system)

otak memiliki dua system syaraf yaitu:

  • Sistem syaraf sentral (central nervous system/CNS)
  • Sistem syaraf peripheral (pheripheral Nervous/PNS)
  • Sistem syaraf sentral (central nervous system)

Sistem ini mampu melakukan banyak fungsi kognitif seperti berpikir, berbicara, membaca, bergerak, merasa, melihat, mendengar dan lain-lain.

Sistem syaraf ini terdiri dari : urat syaraf otak (brain cord) dan urat syaraf tulang belakang (spinal cord).

  • Sistem Syaraf Periferal (Pheripheral Nervous System)

System syaraf ini berfungsi untuk menggerakkan otot, menerima sensasi dari badan, melakukan banyak tanggapan ragawi lainnya. Sistem syaraf ini mencakup semua syaraf yang merupakan perluasan dari syaraf tulang belakang yang berfungsi menyampaikan pesan ke dan dari berbagai otot, kelenjar dan organ-organ perasa di seluruh tubuh.

System syaraf peripheral memiliki dua sub divisi yaitu:

  1. Sistem Syaraf Somatik (Somatic Nervous System)

Sistem ini terdiri dari jaringan syaraf yang menghubungkan salah satunya ke reseptor sensoria atau menghubungkannya dengan otot-otot yang dapat kita gerakkan secara bebas.

Syaraf dalam system ini terdiri dari dua jenis serat (fibers) yaitu:

  1. Serat aferen ( afferent) : berfungsi membawa informasi dari reseptor sensori di kulit, otot, dan organ-organ lain ke syaraf tulang belakang dan otak
  2. Serat eferen (efferent) : berfungsi membawa informasi dari otak dan syaraf tulang belakang ke otot.
  3. Sistem Syaraf Otonom (Autonomic Nervous System)

Sistem ini berfungsi untuk mengatur detak jantung. Napas, tekanan darah, pencernaan, sekresi hormon dan fungsi-fungsi lainnya. Dan juga biasanya berfungsi tanpa disadari (otomatis).

Sistem syaraf otonom ini memiliki dua subdivisi yaitu:

a. Divisi Simpatetik (Symphatetic Division)

Berfungsi apabila dipicu dengan adanya ancaman atau tantangan rangsangan fisik atau psikologis.

b. Divisi Parasimpatetik (Parasymphatetic Division)

Berfungsi mengembalikan tubuh ke kaadaan yang lebih tenang, santai. Dan divisi ini berfungsi juga dalam menjalankan pencernaan.

  1. Bagian-bagian Utama Otak                                                                                                                                                                                                    a. Pendahuluan

Otak manusia beratnya sekitar 1.350 gram atau 3 pound. Otak dilindungi oleh tengkorak yang telal dan ditutup dengan selaput mirip plastik yang kuat dan tipis. Apabila terjadi kerusakan pada area otak depan maka akan mengakibatkan kelumpuhan (paralysis), klau kerusakan pada area otak tengah makan akan menyebabkan koma, dan jika kerusakan pada area otak belakang maka akan menyebabkan kematian.

          b. Bagian-bagian Utama Otak

Bagian-bagian utama otak ada tiga yaitu:

a. Otak depan (forebrain)

Otak depan ini merupakan bagian terbesar otak, memiliki sisi kiri dan sisi kanan yang disebut hemisphere (belahan). Hemisphere bertanggung jawan atas banyak fungsi termasuk belajar dan memori, berbicara dan berbahasa, tanggapan emosional, mengalami sensai, memprakarsai gerakan-gerakan yang disengaja, perencanaan dan pengambin keputusan.

b. Otak tengah (midbrain)

Otak tengah memiliki pusat ganjaran atau kesenangan, yang dirangsang oleh makanan, seks, uang, music, melihat wajah yang menarik, dan beberapa obat-obatan (cocaine).

c.Otak belakang (hindbrain)

Otak belakang memiliki tiga struktur yang khas yaitu:

  • Pons

Dalam bahasa latin pons berarti ‘jembatan’. Pons berfungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan secara timbal balik pesan-pesan syaraf tu;ang belakang dan otak. Dan juga membuat bahan-bahan kimia yang dibutuhkan untuk tidur.

Jadi pons ini ada hubungannya dengan gangguan tidur.

  • Medulla

Berlokasi pada puncak syaraf tulang belakang, mencakup sekelompok sel yang mengontrol reflek vita’ seperti pernapasan, detak jantung dan tekanan darah.

Dan medulla ini diperkirakan berhubungan dengan ketika seseorang meninggal karena overdosis.

  • Cerebellum

Berlokasi dibagian belakang sekali dan di bawah otak, terlibat dalam mengkoordinasikan gerakan motorik, tetapi tidak memprakarsai gerakan-gerakan otomatis. Dan juga terlibat dalam melakukan tanggapan motorik secara tepat waktu, seperti yang dibutuhkan ketika bermain game atau berolahraga, dan dalam mempelajari gerakan otomatis atau refleks, seperti menutup mata terhadap sinyal.

a. Korteks

Korteks merupakan sebuah lapisan sel yang pada hakekatnya meliputi seluruh permukaan otak depan. Korteks dibagi ke dalam empat area terpisah atau cuping, masing-masingnya mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Cuping frontal terkait dengan kepribadian, emosi dan perilaku motor. Cuping parietal berhubungan dengan presepsi dan pengalaman sensori. Cuping occipital berhubungan dengan pengolahan informasi visual. Dan cuping temporal berhubungan dengan mendengar dan berbicara (Plotnik, 2005 : 74)

 

  1. Cuping Frontal (Frontal Lobe)

Cuping frontal merupakan cuping terbesar dari keempat cuping otak yang memiliki sejumlah fungsi yang penting.

Cuping frontal yang berlokasi di bagian depan otak, mencakup area korteks yang luas. Cuping frontal menjalankan berbagai macam fungsi:

  • Melakukan gerakan motorik otomatis
  • Menginterpretasikan dan menjalankan perilaku emosional
  • Berperilaku normal dalam situasi sosial
  • Memelihara kepribadian yang sehat
  • Memberi perhatian pada segala sesuatu di sekitarnya
  • Mengambil keputusan
  • Melaksanakan rencana

a). Fungsi Cuping Frontal

Syaraf-syaraf dari belahan kanan melintasi dan mengontrol gerakan tangan dan bagian tubuh sebelah kiri. Syaraf dari belahan kiri meintasi dan mengontrol bagian kanan. Kemampuan tubuh untuk menggerakan tangan atau bagian lain dari tubuh tergantung pada korteks motor yang berada di sebelah kanan dan kiri cuping frontal.

b). Lokasi Korteks Motor

Korteks motor adalah satu keping kecil dari korteks yang berlokasi pada bagian belakang dari cuping frontal dan meluas turun ke samping. Korteks motor termasuk bagian awal dari semua gerakan otomatis.

c). Organisasi Korteks Motor

Pertama, pada bagian badan terutama tangan memiliki lebih banyak area pada korteks motor, dengan demikian lebih besar kemampuan untuk menjalankan gerakan yang lebih kompleks atau rumit. Bagian seperti area lutut memiliki area yang lebih kecil pada korteks, dengan demikian lebih kecil untuk melakukan gerakan-gerakan yang kompleks. Gambaran yang tidak biasa ini yang menggunakan ukuran bagian tubuh untuk bagian tubuh untuk menunjukkan kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan yang kompleks disebut homunculus motor.

Kedua, setiap tubuh memiliki areanya sendiri pada korteks motor. Ini berarti kerusakan pada satu bagian korteks motor dapat mengakibatkan paralysis (kehilangan sebagian atau seluruh fungsi dalam otot otomatis) pada bagian itu, namun dapat menyebar ke hampir semua bagian lain.

  1. Cuping Parietal (Parietal Lobe)

Setiap detik setiap menit setiap hari, otak anda harus tetap menjaga apa yang menyentuh kulit anda, mengontrol dimana kaki dan tangan anda berada, dan apakah anda berjalan atau berlari. Semua itu secara otomatis dan efisien diatur oleh cuping parietal.

Cuping parietal berlokasi langsung dibelakang cuping frontal. Fungsi cuping parietal mencakup pengolahan informasi sensori dari bagian-bagian tubuh, meliputi menyentuh, meletakkan posisi anggota badan, merasakan suhu dan sakit, serta melakukan beberapa fungsi kognitif seperti memperhatikan dan memahami objek.

Sebagai contoh, kemampuan untuk mengetahui apa yang anda sudah sentuh itu berhubungan dengan somatosensori pada cuping parietal.

a). Korteks Somatosensori (Somatosensory Cortex)

Pengetahuan mengenai apa yang anda sentuh, atau seberapa panasnya air yang anda siapkan untuk mandi, berhubungan dengan korteks somatosensori. Korteks ini merupakan potongan kecil dari korteks yang berlokasi pada bagian depan cuping parietal dan menjulur ke bawah.

Korteks somatosensori memproses informasi sensori tentang sentuhan/perabaan anggota badan, rasa sakit dan suhu. Korteks somatosensori sebelah kanan dapat menerima informasi dari sisi kiri badan, dan sebaliknya.

b). Organisasi Korteks Somatosensori

Pertama, perhatikan bagian yang berbeda yang digambarkan pada bagian atas korteks somatosensori. Bagian badan yang lebih besar (perhatikan area besar untuk bibir) mengindikasikan ukuran lebih besar bidang korteks somatosensori, dan dengan demikian sensitivitas juuga lebih besar pada stimulus eksternalnya, dan sebaliknya.

Kedua, perhatikan bahwa setiap bagian tubuh memiliki areanya sendiri pada korteks somatosensori. Ini berarti bahwa kerusakan pada satu bagian korteks somatosensori dapat mengakibatkan kehilangan perasaan pada suatu bagian tubuh, namun sama sekali tidak mengakibatkan kehilangan perasaan pada bagian tubuh lainnya.

  1. Cuping Temporal (Temporal Lobe)

Anda mengenal nama anda ketika nama anda disebut, karena suara itu diproses dalam cuping temporal. Anda tahu itu bukan sekedar suara tanpa arti.

Cuping temporal berlokasi langsung dibawah cuping parietal dan dilibatkan dalam mendengar, berbicara secara koheren (berbicara secara masuk akal) dan memahami materi-materi atau bahan-bahan verbal dan tertulis (Plotnik, 2005 : 78)

Proses mendengar dan mengenal nama mencakup dua langkah dan dua area otak yang berbeda.

a). Korteks Auditori Primer (Primary Auditory Cortex)

Korteks auditori primer yang terletak pada puncak dari setiap cuping temporal, menerima sinyal elektrik dari reseptor dalam telingan dan mentransformasikan sinyal ini ke dalam sensasi bunyi tanpa arti, seperti bunyi vokal dan konsonan.

Korteks auditori primer hanya mengubah sinyal listrik dari telinga menjadi sensasi basis, seperti suara khusus individu, klik, atau berisik. Supaya sensasi suara tanpa arti ini menjadi kata yang dapat dikenal, maka sensasi suara ini harus dikirim ke area asosiasi auditori.

b). Area Asosiasi Auditori (Auditory Association Area)

Area asosiasi auditori mentransformasi informasi sensori basis atau dasar, kebisingan atau suara, menjadi informasi auditori yang dapat dikenal seperti kata-kata atau musik.

Hanya setelah informasi auditori dikirim oleh korteks primer ke area asosiasi auditori, maka anda akan mengenal suara misalnya nama anda, kata, atau musik. Dengan demikian, lebih tepat dikatakan bahwa anda mendengar dengan otak dan bukannya dengan telinga.

c). Area Broca Cuping Frontal

Seperti halnya ada proses dua langkah ketika mendengar nama anda, begitu juga ketika menyusun kalimat. Langkah pertama adalah merangkaikan kata-kata yang terjadi di area broca.

Area broca yang biasanya terletak di cuping frontal kiri diperlukan untuk menggabungkan kata-kata menjadi kalimat yang bermakna. Kerusakan pada area ini menghasilkan Aphasia Broca yang mempunyai arti seseorang tidak dapat mengucapkan kalimat dengan lancar tetapi dapat memahami kata-kata yang ditulis dan didengarkan (Plotnik, 2005 : 78)

d). Area Wernicke Cuping Temporal

Langkah kedua dalam berbicara yaitu memahami kalimat. Area Wernicke yang terletak di cuping temporal dibutuhkan untuk berbicara dalam kalimat yang masuk akal (koheren) dan untuk memahami pembicaraan. Kerusakan pada area ini mengakibatkan kesulitan dalam memahami kata-kata yang diucapkan atau ditulis dan kesulitan dalam menyusun kata menjadi kalimat yang bermakna (Plotnik, 2005 : 78)

  1. Cuping Occipital (Occipital Lobe)

Cuping occipital terletak pada otak paling belakang dan mencakup pemrosesan informasi visual (penglihatan), yang meliputi kemampuan melihat warna dan kemampuan menerima serta mengenali objek, binatang dan manusia (Plotnik, 2005 : 79)

a). Penglihatan

Apabila anda berkaca dan melihat wajah anda, anda tidak menyadari bahwa melihat wajah anda melalui kaca tadi melibatkan dua area yang berbeda dalam cuping occipital yaitu Korteks Penglihatan Utama dan Area Asosiasi Penglihatan.

Korteks Penglihatan Utama (The Primary Visual Cortex) yang terletak pada bagian paling belakang cuping occiopital berfungsi untuk menerima sinyal elektrik dari reseptor di mata (retina) dan mentransformasikan sinyal ini menjadi sensasi visual dasar yang tidak bermakna, seperti cahaya, garis, bayangan, warna dan tekstur.

Area Asosiasi Visual (The Visual Assosiation Area) yang terletak dekat dengan korteks penglihatan utama berfungsi untuk mentransformasikan sensasi dasar menjadi presepsi visual yang lengkap dan berwarna seperti orang, benda atau binatang.

Selanjutnya akan dibahas akibat dari kerusakan pada area asosiasi visual.

b). Agnosia Visual

Dalam agnosia visual, individu gagal mengenal objek, orang atau warna, namun mampu melihat bahkan menggambarkan potongan-potongan atau bagian-bagian dari beberapa rangsangan visual.

Penderita agnosia visual dapat melihat bagian-bagian secara terpisah dari suatu objek, seperti jari jempol tangan. Tetapi karena kerusakan pada area asosiasi visual, penderita tersebut mengalami kesulitan besar untuk mengombinasikan bagian-bagian, untuk memahami atau menggambarkan gambar yang utuh dan dapat dikenali, seperti tangan yang utuh. Kerusakan pada area asosiasi juga dapat mengakibatkan orang hanya melihat sebagian dari dunianya.

c). Sindrom Pengingkaran (Neglect Syndrome)

Sindrom pengingkaran merujuk pada kegagalan penderita untuk melihat objek atau bagian-bagian tubuh pada sisi yang berlawanan dengan bagian otak yang rusak. Penderita hanya dapat mengenakan pakaian pada satu sisi badannya dan mengingkari bagian badan lainnya sebagai bagian badannya (“itu bukan kaki saya”). Sindrom pemgingkaran menunjukkan pentingnya fungsi area asosiasi dalam mengenal sesuatu (Pringer & Deutsch, 1997 dalam Plotnik, 2005 : 23).

  1. sistem limbic (limbic system)

            Telah kita bicarakan tentang korteks yang mempunyai fungsi kognitif, seperti : berpikir, memutuskan, merencanakan dan berbicara demikian juga perilaku sensorik dan motorik. Tetapi apa yang memicu begitu banyak terjadinya pengalaman emosional, seperti: rasa bahagia, sedih atau marah ? fungsi-fungsi tersebut dilakukan oleh bagian otak yang lebih dalam, yang merupakan struktur saling terkait yang tercakup dalam emosi, dan disebut sistem limbic (limbic system).

Sistem limbik merujuk pada sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa komponen saling terkait yang membentuk inti dari otak depan. Struktur sistem limbik ikut terlibat dalam pengaturan banyak perilaku motivasi seperti mendapatkan makanan, minuman, dan seks; dalam pengorganisasian perilaku emosional, seperti takut, marah dan agresi, dan dalam penyimpanan memori.

 

bagian-bagian penting sistem limbik

a. hypothalamus

salah satu struktur limbik yang merupakan kendali utama bagi banyak respons emosional adalah hypothalamus

hypothalamus mengatur banyak perilaku motivational, termasuk makan, minum, dan respon seksual; perilaku emosional, seperti menggerakan badan ketika bertempur atau lari, dan sekresi hormone seperti terjadi pada masa pubertas.

b.amygdala

Amygdala juga terlibat dalam emosi, namun lebih terkait dengan membentuk dan mengingat emosi-emosi tersebut. Amygdala memainkan peran utama dalam mengevaluasi makna emosional dari rangsangan dan ekspresi wajah, khususnya yang menyangkut ketakutan , keadaan bahaya atau ancaman.

Apabila amygdala rusak, penderita mengalami kesulitan untuk mengenali ekspresi wajah yang emosional, binatang yang mengalami kerusakan pada amygdala tidak belajar untuk takut atau mencegah situasi yang berbahaya. Scan otak mengindikasikan bahwa amygdala terlibat dalam mengidentifikasi ekspresi wajah yang emosional.

Amygdala penting dalam mengenal ekspresi wajah emosional, termasuk wajah yang senang tetapi terutama wajah yang menunjukan ketakutan, keadaan bahaya, atau ancaman, mengevaluasi situasi emosional, khususnya menyangkut ancaman atau bahaya, dan memperkuat rasa emosional pada peristiwa-peristiwa gembira atau sedih misalnya mengikuti penguburan jenazah atau mengingat lelucon.

c. Thalamus

Thalamus terlibat dalam menerima informasi sensori, melakukan beberapa pengolahan awal, dan kemudian menyebarkan informasi ke area-area korteks, termasuk korteks somatosensori, korteks auditori primer dan korteks visual primer.

Sebagai contoh apabila thalamus tidak berfungsi dengan baik, anda akan megalami kesulitan mengolah informasi sensori (mendengar dan melihat)

d. hippocampus

Hippocampus, yang merupakan struktur yang membelok (seperti kurva) dalam cuping temporal, terlibat dalam kegiatan menyimpan banyak jenis memori yang melintas cepat untuk ditempatkan dalam penyimpanan yang permanen diberbagai bagian otak.

Sebagai contoh, orang yang mengalami kerusakan pada hippocampus mengalami kesulitan untuk mengingat fakta baru, tempat, wajah, atau percakapan, karena peristiwa-peristiwa baru tersebut tidak dapat dimasukkan kedalam penyimpanan permanen.   Hippocampus berfungsi seperti perintah “save” pada komputer anda.               

             Beberapa  rasa emosional dasar yang dipicu oleh sistem limbic (marah, gusar, takut, panik) mengandung potensi untuk merugikan diri sendiri atau orang lain.

Para peneliti menemukan bahwa cuping frontal kita (yang lebih besar dan yang secara evolusioner ditemukan lebih baru ) yang terlibat dalam kegiatan berpikir; memutuskan, merencanakan, ternyata memainkan peran penting dalam mengendalikan dorongan yang kuat dari sistem limbik. (Dolan, 2002 dalam plotnik, 2005:80)

  1. Sistem Syaraf Otonom

Mengapa anda tidak merisaukan soal bernafas?

Sistem syaraf otonom diatur oleh pusat kendali utama yang disebut hypothalamus. System syaraf otonom yang mengatur sejumlah respons fisiologis memiliki dua divisi yaitu:

  1. System syaraf simpatetik (sympathetic nervous systems)
  2. System syaraf parasimpatetik (parasympathetic nervous systems)

a. Sistem Syaraf Simpatetik

Apabila anda melakukan kegiatan lintas alam/hutan, tiba-tiba melihat ular besar, berkonteks anda akan mengaktifkan hypothalamus, yang pada gilirannya memicu divisi simpatetik dan sistem syaraf otonom.

Divisi simpatetik merupakan satu bagian dari sistem syaraf otonom, dipicu oleh rangsangan fisik yang mengancam atau menantang seperti ular, atau oleh rangsangan psikologis seperti perasaan risau karena akan berbicara didepan umum. Begitu terpacu, divisi simpatetik meningkatkan kesiagaan fisiologis tubuh.

b. Sistem Syaraf Parasimpatetik

Setelah anda disiagakan secara psikologis ketika melihat ular, biasanya perlu waktu sebelum tubuh anda kembali tenang. Proses penurunan kesiagaan fisiologis dan penenangan kembali tubuh anda itu terjadi karena dipicu oleh hypothalamus yang mengaktifkan divisi para simpatetik.

Divisi simpatetik yang merupakan bagian lain dari sistem syaraf otonom berfungsi untuk menurunkan kesiagaan fisiologis dan membantu mengembalikan tubuh ke keadaan lebih tenang, lebih rileks. Ia juga meransang pencernaan selama individu makan.

c. Homeostatis

Satu masalah yang sering dihadapi mahasiswa adalah stress yang berlebihan atau gangguan oleh peristiwa-peristiwa hidup. Karena berpotensi merusak tubuh kalau tetap berada dalam keadaan stress dan siaga, sistem syaraf otonom mencoba untuk menjaga kesiagaan tubuh tetap pada tingkat optimus, satu keadaan yang disebut homeostatis.

Homeostatis berarti bahwa sistem simpatetik dan parasimpatetik bekerja bersama untuk menjaga agar level kesiagaan tubuh berada dalam keadaan seimbang agar berfungsi secara optimum.

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar